Take home pay adalah gaji bersih yang diterima karyawan setelah dipotong pajak dan biaya lain. Nominal ini penting dipahami karena menjadi dasar manajemen finansial dan pembuatan catatan keuangan pribadi.
Bagi perusahaan, perhitungan take home pay membantu penyusunan anggaran gaji agar lebih terencana. Untuk memahami detailnya, simak pembahasan lengkap di artikel ini.
Apa Itu Take Home Pay?
Take home pay artinya gaji bersih yang diterima karyawan setiap bulan setelah dipotong pajak dan komponen lainnya. Jumlah ini bisa kamu lihat langsung di slip gaji yang diberikan perusahaan, lengkap dengan rincian potongan dari gaji kotor.
Sederhananya, take home pay adalah sisa gaji yang benar-benar diterima setelah semua potongan dihitung. Besaran penghasilan ini mengikuti aturan dan kebijakan yang berlaku di masing-masing perusahaan.
Komponen Take Home Pay
Untuk mengetahui angka akhir take home pay, Anda perlu memahami unsur-unsur yang memengaruhinya. Berikut beberapa komponen utama yang berperan dalam perhitungan take home pay dan menentukan jumlah gaji bersih yang diterima setiap bulan:
1. Gaji Pokok
Gaji pokok merupakan penghasilan utama yang diterima sesuai dengan kesepakatan di kontrak kerja. Dalam peraturan yang berlaku, gaji bisa disusun dalam beberapa bentuk, seperti gaji tanpa tunjangan atau gaji yang digabung dengan tunjangan tetap maupun tidak tetap.
Besaran gaji yang dibayarkan perusahaan tidak boleh berada di bawah upah minimum daerah. Selain itu, gaji yang sudah disepakati dalam perjanjian kerja juga tidak boleh diturunkan.
Jika gaji terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap, maka nilai gaji pokok setidaknya harus mencapai 75% dari total gaji.
2. Tunjangan
Tunjangan adalah tambahan penghasilan di luar gaji pokok yang ikut memengaruhi besaran take home pay. Secara umum, tunjangan terbagi menjadi dua jenis. Tunjangan tetap diberikan secara rutin setiap bulan dan dibayarkan bersamaan dengan gaji pokok, misalnya tunjangan transportasi atau kesehatan.
Sebagai catatan, tunjangan tidak tetap diberikan sesuai kondisi tertentu dan tidak selalu diterima setiap bulan, seperti tunjangan berdasarkan kehadiran Anda di tempat kerja.
Baca juga: Surat Keterangan Penghasilan: Fungsi, Cara Membuat, dan Contohnya
3. Potongan
Potongan gaji adalah bagian dari penghasilan yang dikurangi sebelum karyawan menerima gaji bersih. Pemotongan ini dilakukan untuk memenuhi kewajiban tertentu, seperti pembayaran pajak, iuran jaminan sosial, atau kebutuhan lain sesuai aturan perusahaan.
Besarnya potongan bisa berbeda di setiap perusahaan karena menyesuaikan kebijakan dan isi kontrak kerja. Bahkan, untuk pajak penghasilan seperti PPh 21, ada perusahaan yang tidak memotong langsung dari gaji, melainkan memberikannya dalam bentuk tunjangan. Hal inilah yang membuat jumlah gaji bersih yang diterima tiap karyawan bisa berbeda meskipun gaji pokoknya sama.
4. Benefit
Benefit karyawan adalah fasilitas atau keuntungan tambahan yang Anda dapatkan selain gaji. Bentuknya bisa berupa uang maupun nonuang. Sebagian benefit bersifat finansial dan biasanya tercantum di slip gaji. Sementara itu, benefit nonfinansial tidak selalu tertulis, tetapi tetap Anda rasakan manfaatnya.
Contoh benefit yang umum diberikan perusahaan antara lain tambahan jatah cuti di luar aturan pemerintah, asuransi swasta, atau fasilitas pendukung lain yang menunjang kenyamanan kerja.
5. Bonus
Bonus termasuk bagian dari take home pay yang diberikan di luar gaji bulanan sebagai bentuk penghargaan dari perusahaan.
Umumnya, bonus diberikan berdasarkan hasil kerja karyawan atau pencapaian perusahaan. Waktu dan jumlahnya menyesuaikan kebijakan masing-masing perusahaan sehingga tidak selalu diterima setiap bulan.
6. Penghasilan Tambahan
Salah satu tambahan dalam take home pay adalah uang lembur. Uang ini diberikan kepada Anda ketika bekerja melebihi jam kerja normal yang sudah ditentukan.
Aturan soal lembur sudah ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan ketenagakerjaan. Secara umum, karyawan berhak menerima uang lembur jika bekerja lebih lama dari jam kerja harian, baik pada sistem 5 hari maupun 6 hari kerja, termasuk saat bekerja di hari Minggu atau hari libur nasional.
Baca juga: 14 Cara Mendapatkan Penghasilan Tambahan Dapat Anda Lakukan
Perbedaan Take Home Pay dan Gaji Pokok
Banyak orang mengira take home pay sama dengan gaji pokok, padahal keduanya memiliki makna yang berbeda.
Take home pay adalah total penghasilan yang Anda terima setiap bulan setelah semua komponen dihitung dan dipotong. Di dalamnya sudah termasuk gaji pokok, tunjangan, bonus, serta uang lembur, lalu dikurangi pajak dan iuran wajib lainnya.
Karena ada penghasilan tambahan yang sifatnya tidak tetap, jumlah take home pay bisa berubah setiap bulan. Sementara itu, gaji pokok merupakan penghasilan dasar yang diberikan perusahaan sesuai perjanjian kerja.
Nominalnya cenderung tetap setiap bulan dan belum dipengaruhi oleh tunjangan, bonus, maupun potongan. Gaji pokok biasanya baru berubah jika ada kenaikan jabatan atau penyesuaian gaji.
Sesuai aturan ketenagakerjaan, besaran gaji pokok juga memiliki batas minimum, setidaknya 75% dari total gaji pokok dan tunjangan tetap.
Cara Menghitung Take Home Pay
Menghitung take home pay berarti mengetahui berapa gaji bersih yang benar-benar diterima setelah semua potongan dikurangi.
Prosesnya dimulai dari menghitung gaji kotor atau gaji bruto, yaitu total penghasilan sebelum potongan. Gaji bruto biasanya terdiri dari gaji pokok, tunjangan tetap, serta penghasilan tambahan seperti insentif atau bonus.
Setelah itu, gaji bruto dikurangi berbagai potongan, seperti pajak penghasilan (PPh 21), iuran BPJS Kesehatan, serta potongan lain sesuai kebijakan perusahaan, misalnya cicilan pinjaman atau koperasi.
Jika seluruh potongan sudah dikurangkan, hasil akhirnya disebut take home pay. Secara sederhana, rumusnya sebagai berikut:
Take Home Pay = Gaji Bruto – Total Potongan yang Dikenakan
Mengelola take home pay dengan bijak sangat penting untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus menyiapkan dana darurat. Namun, terkadang pengeluaran tak terduga bisa muncul sehingga perencanaan keuangan perlu didukung dengan solusi pembiayaan yang praktis.
BFI Finance hadir untuk membantu pembiayaan, baik untuk bisnis, pengeluaran mendadak, maupun keperluan pribadi, dengan jaminan berupa BPKB Motor, BPKB Mobil, atau Sertifikat Rumah/Ruko/Rukan. Pengajuan dana ini praktis dengan proses yang cepat.
Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun serta pengawasan langsung dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan), setiap proses pembiayaan dijamin aman dan transparan. Kini, memaksimalkan penghasilan dari take home pay dan mengatur keuangan jadi lebih lancar karena #SelaluAdaJalan dengan BFI Finance.
Baca juga: Kupas Tuntas Debt Service Ratio (DSR) dan Cara Hitungnya