Akuisisi adalah proses pengambilalihan kepemilikan aset atau perusahaan, baik sebagian besar maupun seluruhnya untuk menguasai jalannya bisnis. Langkah ini umum ditemui dalam dunia usaha dan sering digunakan perusahaan atau startup untuk mempercepat perkembangan.
Berbeda dengan merger yang menyatukan dua perusahaan tanpa mengubah kendali pemilik, akuisisi memindahkan kepemilikan dari satu pihak ke pihak lain.
Meski sering disalahpahami sebagai hal negatif bagi pemilik lama, akuisisi justru dapat membawa dampak positif bagi berbagai pihak yang terlibat.
Agar lebih memahami apa itu akuisisi perusahaan dalam dunia bisnis, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!
Pengertian Akuisisi
Akuisisi adalah proses pengambilalihan kepemilikan bisnis melalui pembelian sebagian atau seluruh saham maupun aset perusahaan lain.
Secara etimologis, akuisisi berarti perolehan, sedangkan dalam manajemen mengacu pada pemindahan kekuasaan saat satu pihak menguasai minimal 50% saham. Sederhananya, akuisisi diartikan sebagai perpindahan kepemilikan dan kendali perusahaan melalui pengalihan saham atau aset.
Dalam praktiknya, akuisisi banyak dilakukan perusahaan besar terhadap usaha kecil hingga menengah, namun bisa pula terjadi antar dua perusahaan besar. Proses ini dapat berlangsung dengan atau tanpa persetujuan awal, tergantung kesepakatan.
Melalui langkah akuisisi, pihak pengakuisisi atau acquirer akan memperoleh kendali atas perusahaan yang diakuisisi. Sebaliknya, acquirer dapat menggunakan proxy vote, yaitu pendekatan kepada pemegang saham untuk mengganti direksi dengan pihak yang mendukung rencana akuisisi.
Perbedaan Merger dan Akuisisi
Merger dan akuisisi sering dianggap serupa, padahal keduanya memiliki beberapa perbedaan penting. Dalam merger, dua perusahaan sepakat melebur menjadi satu entitas baru dengan perpindahan kepemilikan saham.
Sementara itu, akuisisi terjadi ketika satu perusahaan membeli sebagian besar atau seluruh saham perusahaan lain sehingga kendali berpindah ke satu pihak saja. Dari segi valuasi, nilai akuisisi umumnya lebih besar karena harga ditentukan langsung oleh pemilik atau pemegang saham perusahaan yang diambil alih. Namun, hal ini bergantung pada valuasi dan negosiasi.
Akuisisi juga dianggap lebih sensitif dibanding merger karena prosesnya bisa menjadi sorotan publik dan berpotensi menyinggung pemilik lama, terutama jika tidak semua pihak menyetujui transaksi tersebut.
Baca juga: Kenali Istilah-Istilah yang Wajib Diketahui Jika Ingin Buka Bisnis!
Tujuan Akuisisi
Tujuan akuisisi perlu dipahami dengan baik agar dapat membantu perusahaan menyusun rencana bisnis secara terarah. Adapun beberapa tujuan akuisisi adalah:
- Memperluas pasar: Akuisisi menjadi cara efektif untuk ekspansi karena perusahaan dapat menambah modal dan memperbesar jangkauan pasar dengan lebih cepat.
- Mendorong perkembangan bisnis: Pemilik baru memperoleh kendali atas seluruh sumber daya, mulai dari mesin hingga SDM. Jika perusahaan yang diakuisisi memiliki kualitas yang baik, proses pengembangan bisnis dapat berjalan lebih cepat.
- Mengurangi jumlah pesaing: Banyak perusahaan besar melakukan akuisisi untuk menekan potensi persaingan dari usaha kecil sebelum menjadi kompetitor yang lebih kuat.
- Meningkatkan efisiensi operasional: Akuisisi juga dilakukan demi menyederhanakan proses bisnis, misalnya ketika perusahaan induk mengambil alih cabang yang bisa dikelola dengan sumber daya yang sudah ada.
- Mempercepat adopsi teknologi: Strategi ini memungkinkan transfer teknologi berjalan lebih cepat karena pemilik baru dapat menyatukan proses dan memangkas birokrasi antar perusahaan.
Keunggulan Akuisisi
Strategi akuisisi menawarkan berbagai keunggulan yang membuat perusahaan lebih kompetitif dan efisien. Beberapa kelebihannya antara lain:
- Kapitalisasi bisnis meningkat: Proses akuisisi menambah aset baru sehingga total kapitalisasi perusahaan menjadi lebih besar, bahkan bisa berlipat dibanding sebelumnya.
- Penguasaan pangsa pasar lebih luas: Dengan mengakuisisi pesaing, perusahaan dapat sekaligus menguasai market share mereka, memperkuat posisi di pasar.
- Proses lebih sederhana dibanding merger: Akuisisi relatif lebih mudah karena tidak perlu membuat entitas baru; perusahaan dapat langsung menyesuaikan legalitas dan kebijakan bisnis yang sudah ada.
Kelemahan Akuisisi
Meski menawarkan banyak keuntungan, akuisisi juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan, seperti:
- Biaya tinggi untuk modal dan administrasi: Proses akuisisi memerlukan modal besar, termasuk biaya peralihan administratif. Karena itu, akuisisi sering dilakukan pada bisnis kecil atau yang hampir bangkrut agar biaya lebih terkontrol.
- Risiko kesulitan mengendalikan sumber daya: Jika perusahaan belum siap, pengelolaan sumber daya dalam jumlah besar bisa sulit, membuat proses akuisisi kurang efisien dan hasilnya tidak sesuai proyeksi keuntungan.
- Proses akulturasi budaya lebih lambat: Integrasi budaya antara perusahaan lama dan baru bisa memakan waktu sehingga karyawan sering merasa akuisisi seperti “pemaksaan budaya” yang menjadi tantangan tersendiri bagi HRD.
Baca juga: Apa itu Exit strategy ? Jenis-jenis dan Manfaat dalam Bisnis
Jenis-Jenis Akuisisi
Setiap jenis akuisisi memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, tergantung strategi perusahaan. Berikut ini beberapa jenis akuisisi yang umum dilakukan:
1. Akuisisi Vertikal
Akuisisi vertikal adalah pengambilalihan antara dua perusahaan yang berada dalam satu rantai produksi, dari hulu hingga hilir. Langkah ini bertujuan memastikan kelancaran pasokan dan penjualan produk.
2. Akuisisi Horizontal
Akuisisi Horizontal adalah akuisisi yang dilakukan terhadap perusahaan dengan bidang usaha yang sama, biasanya pesaing atau kompetitor. Praktiknya dilakukan untuk memperluas pangsa pasar sekaligus mengurangi persaingan.
3. Akuisisi Konglomerat
Akuisisi Konglomerat adalah akuisisi antara perusahaan yang tidak memiliki hubungan vertikal maupun horizontal. Tujuannya untuk memperkuat perusahaan pengakuisisi secara keseluruhan sekaligus memantapkan portofolio grup perusahaan.
Contoh Akuisisi
Meski dihadapkan dengan berbagai tantangan, akuisisi tetap umum dilakukan baik di dalam maupun luar negeri. Beberapa contohnya antara lain:
- Google mengakuisisi Android pada 2005.
- Facebook membeli Giphy, platform pencarian GIF, pada 2020.
- Apple mengambil alih Siri, asisten virtual iOS, pada 2010.
- Bank Central Asia (BCA) mengakuisisi cabang Rabobank di Indonesia pada 2019.
- Tokopedia membeli marketplace vendor pernikahan Bridestory pada 2019.
- Carro, marketplace otomotif, mengambil alih Jualo, platform barang bekas Indonesia, pada 2019.
Memahami akuisisi penting bagi pelaku bisnis, terutama saat ada rencana memperluas skala usaha, memperkuat fondasi perusahaan, atau mengambil peluang strategis di pasar. Proses ini membutuhkan perencanaan yang matang, analisis yang tepat, serta dukungan pendanaan yang kuat agar pengambilalihan dapat berjalan aman dan efektif.
Namun, tidak berarti akuisisi selalu menguntungkan bagi pelaku bisnis kecil. Pengembangan bisnis sejatinya tetap bisa dilakukan dengan penambahan modal dari kantong sendiri atau pembiayaan usaha. Apabila Anda membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan bisnis, BFI Finance menyediakan solusi pembiayaan yang fleksibel dan terpercaya.
Anda dapat memilih layanan pembiayaan dengan jaminan BPKB motor, BPKB mobil, maupun Sertifikat Rumah/Ruko/Rukan sesuai kebutuhan usaha Anda. Semua produk pembiayaan dari BFI Finance berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga prosesnya aman dan transparan.
Jadi, tunggu apa lagi? Jangan ragu wujudkan rencana bisnis Anda dan mulailah kembangkan bisnis secara strategis karena #SelaluAdaJalan bersama BFI Finance.