Pinjaman

Apa Itu Plafon Kredit? Ini Contoh dan Tips Mengajukannya

Admin BFI Diterbitkan: 15 October, 2025
Diperbarui: 15 October, 2025
34
Apa Itu Plafon Kredit? Ini Contoh dan Tips Mengajukannya

Plafon kredit adalah batas maksimal dana yang bisa dipinjam nasabah dari lembaga keuangan. Misalnya, saat mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Anda mungkin mengajukan pinjaman sejumlah tertentu. Namun, lembaga keuangan tidak selalu mencairkan penuh jumlah itu.

Pemahaman plafon kredit, contohnya, dan tips mengajukannya dapat membantu persiapan finansial menjadi lebih matang.

Simak terus artikel ini untuk mengetahui serba-serbi plafon kredit dan cara mengajukannya dengan tepat!

 

Apa Itu Plafon Kredit?

Plafon kredit adalah batas maksimal uang yang bisa dipinjam nasabah dari lembaga keuangan seperti bank atau perusahaan pembiayaan sesuai perjanjian kredit.

Angka ini ditentukan berdasarkan penilaian lembaga keuangan terhadap riwayat kredit, pendapatan, dan kemampuan Anda membayar pinjaman. Plafon kredit mencerminkan kepercayaan kreditur terhadap kemampuan finansial Anda.

Semakin tinggi plafon kredit, semakin fleksibel Anda dalam memenuhi kebutuhan, mulai dari membeli barang, membayar pendidikan, hingga kebutuhan mendesak.

Memahami plafon kredit juga membantu mengatur keuangan agar tidak terjadi over leverage, yaitu utang melebihi kemampuan bayar.

 

Penyebab Turunnya Plafon Kredit

Selain memahami plafon kredit, penting juga mengetahui faktor yang bisa membuat plafon kredit Anda turun agar bisa lebih siap mengelola utang. Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan plafon kredit Anda.

1. Riwayat Kredit Buruk

Salah satu faktor utama yang menyebabkan turunnya plafon kredit adalah riwayat pembayaran yang buruk.

Jika Anda sering terlambat atau bahkan melewatkan pembayaran pinjaman, lembaga keuangan akan menilai Anda sebagai debitur berisiko tinggi. Akibatnya, plafon kredit yang sebelumnya dimiliki bisa mengalami penurunan.

Baca juga: Mari Mengenal Lebih Dekat Apa Itu Akad Kredit Beserta Prosesnya

2. Penurunan Pendapatan

Jika pendapatan Anda menurun, baik akibat pemutusan kerja, pengurangan jam kerja, maupun alasan lainnya, lembaga keuangan dapat menurunkan plafon kredit.

Hal ini dilakukan untuk menilai kemampuan pembayaran pinjaman debitur berdasarkan jumlah pendapatan yang baru.

3. Peningkatan Utang

Jika Anda memiliki banyak utang yang tidak terkelola dengan baik, lembaga keuangan berpotensi menurunkan plafon kredit.

Jumlah utang yang tinggi dibandingkan dengan penghasilan menunjukkan risiko dalam pengelolaan keuangan debitur.

Baca Juga: Kupas Tuntas Debt Service Ratio (DSR) dan Cara Hitungnya

 

Contoh Plafon Kredit

Plafon adalah jumlah kredit yang diberikan lembaga keuangan pemberi pinjaman (kreditur) kepada debitur, besarnya tercantum dalam surat perjanjian kredit atau akad. Menghitung plafon kredit dapat dilakukan dengan mudah menggunakan rumus berikut:

Plafon Kredit = Harga Rumah - Jumlah Uang Muka yang Dibayarkan ke Lembaga Keuangan

Untuk lebih memahaminya, berikut adalah contoh perhitungan plafon kredit:

Rina ingin membeli rumah melalui KPR di Bank X. Harga rumah tersebut Rp600.000.000, dan Rina membayar uang muka sebesar Rp120.000.000. Maka, plafon kreditnya dihitung:

Harga Rumah - Jumlah Uang Muka yang Dibayarkan ke Bank
600.000.000 - 120.000.000 = 480.000.000

Jadi, plafon kredit Rina sebesar Rp480.000.000, belum termasuk bunga dan jangka waktu pembayaran, yang akan disesuaikan dengan kesepakatan dengan bank.

Contoh lain, jika membeli rumah seharga Rp900.000.000 di Bank Y dengan ketentuan DP minimal 25% atau Rp225.000.000, Rina bisa membayar DP lebih, misalnya Rp250.000.000.

Maka, plafon kreditnya:

Harga Rumah - Jumlah Uang Muka yang Dibayarkan ke Bank

900.000.000 - 250.000.000 = 650.000.000

Plafon kredit yang didapatkan Rina adalah Rp650.000.000 dengan syarat dan ketentuan sesuai kesepakatan dengan bank.

Baca juga: Kredit Produktif : Pengertian, Jenis, dan Contohnya

 

Tips Mengajukan Plafon Kredit

Agar pengajuan plafon kredit lebih lancar dan sesuai kebutuhan, simak beberapa tips penting yang bisa membantu Anda mendapatkan persetujuan dari lembaga keuangan.

1. Komunikasi yang Baik

Langkah pertama adalah membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan pihak marketing lembaga keuangan agar Anda bisa memperoleh plafon kredit sesuai kebutuhan.

Sampaikan dengan jelas hal-hal yang ingin Anda ketahui, seperti jangka waktu pembayaran, jumlah minimal DP, suku bunga, serta syarat lainnya. Ingat, tidak ada salahnya bertanya agar Anda mendapatkan informasi yang tepat.

2. Cek Skor Kredit

Sebelum mengajukan plafon kredit, pastikan skor kredit Anda baik. Skor ini mencerminkan riwayat pembayaran dan tingkat kepercayaan lembaga keuangan terhadap kemampuan Anda melunasi utang.

Jika ada kesalahan pada laporan kredit, segera perbaiki agar proses pengajuan tidak terhambat. Skor kredit yang baik menunjukkan Anda sebagai peminjam bertanggung jawab dan layak dipercaya.

3. Siapkan Dokumen Pendukung

Saat mengajukan plafon kredit, pastikan Anda telah menyiapkan seluruh dokumen pendukung yang dibutuhkan, seperti slip gaji, laporan keuangan bagi wiraswasta, dan identitas diri.

Dokumen yang lengkap mempercepat proses evaluasi dan membantu bank menilai kemampuan Anda membayar pinjaman sekaligus menjadi panduan cara menentukan plafon kredit yang tepat.

Baca juga: Pahami Apa Itu Biaya Appraisal, Biaya yang Muncul Saat Pengajuan Kredit Rumah

4. Kenali Kebutuhan

Sebelum mengajukan plafon kredit, pahami terlebih dahulu kebutuhan Anda. Apakah Anda memerlukan plafon tinggi atau cukup dengan jumlah lebih rendah?

Menyesuaikan plafon kredit dengan kebutuhan membuat proses pengajuan lebih efisien dan memastikan dana yang diperoleh dapat digunakan secara optimal tanpa membebani keuangan di masa depan.

5. Menyesuaikan DP Dengan Kemampuan

Uang muka (DP) menjadi salah satu faktor yang memengaruhi besarnya plafon kredit. Nilai DP juga berpengaruh pada jumlah cicilan dan total pinjaman yang disetujui.

Biasanya, lembaga keuangan menetapkan DP minimum sekitar 10% dari harga rumah, namun jika Anda membayar DP lebih besar dapat mengurangi jumlah pinjaman dan beban bunga yang harus ditanggung.

6. Tidak Mengajukan Kredit Lain

Jika ingin mengajukan plafon kredit, sebaiknya hindari mengajukan kredit lain karena hal ini bisa memberi kesan beban utang Anda tinggi.

Dengan fokus pada satu pinjaman, lembaga keuangan akan menilai Anda lebih stabil dan dapat dipercaya sehingga peluang persetujuan plafon kredit yang lebih tinggi meningkat.

7. Membangun Kepercayaan yang Baik

Membangun hubungan baik dengan lembaga keuangan melalui transaksi rutin dan komunikasi yang jelas dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap Anda.

Kepercayaan ini juga terbentuk dari transparansi dalam pengelolaan akun serta kemampuan Anda menunjukkan stabilitas keuangan.

Itulah penjelasan lengkap mengenai plafon kredit, termasuk contoh dan tips mengajukannya, yang penting dipahami agar Anda bisa mengatur pinjaman dengan lebih bijak.

 

Selain mengajukan plafon kredit, BFI Finance menyediakan berbagai pilihan pembiayaan yang bisa disesuaikan untuk mendukung kebutuhan finansial Anda.

Pembiayaan yang tersedia dapat diajukan dengan jaminan BPKB motor, BPKB mobil, hingga Sertifikat Rumah/Ruko/Rukan.

Semua layanan BFI Finance berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga proses pengajuannya terjamin aman.

Mari wujudkan rencana keuangan Anda sekarang juga karena #SelaluAdaJalan bersama BFI Finance!

Baca juga: Bunga Flat Adalah: Pengertian, Kelebihan, dan Cara Menghitungnya

Sertifikat Rumah

Bunga rendah mulai dari 0.9% per bulan dan tenor pinjaman panjang hingga 7 tahun. Lihat Syarat

BPKB Motor

Dapatkan pinjaman dengan proses cepat dan tenor maksimal hingga 24 bulan. Lihat Syarat

BPKB Mobil

Dapatkan dana pencairan hingga 85% dari nilai kendaraan dan tenor hingga 4 tahun. Lihat Syarat

Kategori : Pinjaman