Bisnis

Depresiasi Adalah: Definisi, Faktor, Cara Menghitung dan Manfaatnya

Admin BFI
20 July 2023
12622
Depresiasi Adalah: Definisi, Faktor, Cara Menghitung dan Manfaatnya

Banyak dari kita yang mungkin belum tahu apa itu depresiasi secara mendalam. Pada dasarnya, depresiasi adalah penurunan nilai suatu aset atau barang akibat penggunaan dan faktor lainnya.

Supaya Anda tidak salah paham dalam memahami istilah ini, mari kita simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut! 

 

1. Apa Itu Depresiasi

Depresiasi adalah istilah yang sering digunakan dalam bidang ekonomi dan akuntansi. Secara umum, depresiasi berarti penurunan nilai atau kualitas sesuatu akibat penggunaan, usia, atau faktor lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), depresiasi adalah penurunan nilai uang atau barang akibat inflasi atau keadaan lain.

Dalam ekonomi, depresiasi adalah penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain akibat perubahan permintaan dan penawaran di pasar valuta asing. Depresiasi mata uang dapat mempengaruhi neraca perdagangan, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Sedangkan dalam ranah akuntansi, depresiasi adalah alokasi biaya perolehan aset tetap (seperti mesin, kendaraan, bangunan, dll) ke beban operasional selama umur manfaat aset tersebut. Depresiasi aset bertujuan untuk mencerminkan penurunan nilai aset akibat penggunaan, usia, atau kerusakan. Depresiasi aset juga mempengaruhi laporan laba rugi dan neraca perusahaan.

2. 5 Karakteristik Depresiasi

Dikutip dari situs taxdose.com, terdapat lima karakteristik depresiasi. Antara lain sebagai berikut.

1. Depresiasi hanya berlaku untuk aset tetap yang memiliki umur manfaat lebih dari satu tahun.

2. Depresiasi harus sistematis dan rasional, artinya harus didasarkan pada metode dan asumsi yang wajar dan konsisten.

3. Depresiasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat aset selama umur manfaatnya.

4. Depresiasi tidak dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar aset.

5. Depresiasi tidak berhubungan dengan akumulasi kas yang disisihkan untuk penggantian aset.

 

Baca Juga: 23 Peluang Bisnis Paling Menjanjikan di Tahun 2023

 

3. Contoh Depresiasi

Setelah Anda memahami pengertian terkait depresiasi yang dilihat dari berbagai sisi serta karakteristiknya, contoh depresiasi adalah sebagai berikut.

1. Sebuah mobil yang dibeli dengan harga Rp 200 juta pada tahun 2018 memiliki nilai jual Rp 150 juta pada tahun 2019. Nilai depresiasinya adalah Rp 50 juta.

2. Sebuah mesin produksi yang dibeli dengan harga Rp 500 juta pada tahun 2017 memiliki umur manfaat 10 tahun dan nilai residu Rp 50 juta. Biaya depresiasinya per tahun adalah Rp 45 juta.

3. Sebuah gedung kantor yang dibeli dengan harga Rp 2 miliar pada tahun 2016 memiliki umur manfaat 20 tahun dan nilai residu Rp 200 juta. Biaya depresiasinya per tahun adalah Rp 90 juta.

4. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Depresiasi

Depresiasi adalah penurunan nilai barang atau uang karena berbagai faktor. Faktor tersebut setidaknya meliputi beberapa hal berikut ini.

4.1. Faktor Biaya Perolehan (Acquisition Cost)

Biaya perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli aset tetap. Biaya perolehan merupakan hal dasar dalam menghitung depresiasi aset. Semakin besar biaya perolehannya, maka semakin besar pula depresiasinya.

4.2. Perkiraan Umur Ekonomis (Estimate Economical Lifetime of Asset)

Umur ekonomis adalah periode waktu dimana aset tetap masih dapat memberikan manfaat ekonomis bagi pemiliknya. Umur ekonomis dapat berbeda dengan umur fisik aset. Umur ekonomis dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti intensitas penggunaan, perawatan, teknologi, dan lain sebagainya. Jadi, semakin pendek umur ekonomis, semakin besar pula depresiasinya.

4.3. Perkiraan Nilai Residu (Estimated Residual Value of Asset)

Nilai residu adalah nilai sisa atau nilai jual aset tetap setelah mencapai akhir umur manfaatnya. Nilai residu dapat berupa nilai pasar, nilai likuidasi, atau nilai sisa buku. 

Nilai residu dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari kondisi aset, permintaan pasar, dan lain-lain. Makin kecil nilai residu, maka akan semakin besar pula depresiasinya.

 

Baca Juga: Perencanaan Usaha: Pengertian, Tujuan, Komponen, dan Tahapannya

 

5. Cara Menghitung Depresiasi

Dikutip dari berbagai sumber yang ada, depresiasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus depresiasi atau yang lazim disebut dengan metode.

5.1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sering digunakan dalam menghitung adanya penyusutan. Caranya yakni dengan mengasumsikan jika depresiasi aset tetap sama besar setiap tahun selama umur manfaatnya (bukan dari fungsi penggunaan). 

Rumusnya:

Depresiasi per tahun = (Biaya Perolehan - Nilai Residu) / Masa Manfaat Aset

Contoh: Sebuah mesin produksi yang dibeli dengan harga Rp 500 juta pada tahun 2017 memiliki umur manfaat 10 tahun dan nilai residu Rp 50 juta. Depresiasinya per tahun adalah:

Depresiasi per tahun = (Rp 500 juta - Rp 50 juta) / 10 tahun Depresiasi per tahun = Rp 45 juta

5.2. Metode Beban Menurun (Double-Declining Method)

Metode ini mengasumsikan bahwa depresiasi aset tetap lebih besar pada tahun-tahun awal dan menurun pada tahun-tahun berikutnya.

Rumusnya:

Depresiasi per tahun = (Biaya Perolehan - Akumulasi Depresiasi) x Tarif Depresiasi

Tarif depresiasi adalah dua kali lipat dari tarif depresiasi metode garis lurus.

Contoh: Sebuah mesin produksi yang dibeli dengan harga Rp 500 juta pada tahun 2017 memiliki umur manfaat 10 tahun dan nilai residu Rp 50 juta. Tarif depresiasinya adalah:

Tarif depresiasi = 2 x (1 / 10 tahun) Tarif depresiasi = 20%

Depresiasinya per tahun adalah:

Tahun ke-1: Depresiasi = (Rp 500 juta - Rp 0) x 20% Depresiasi = Rp 100 juta Akumulasi depresiasi = Rp 100 juta

Tahun ke-2: Depresiasi = (Rp 500 juta - Rp 100 juta) x 20% Depresiasi = Rp 80 juta Akumulasi depresiasi = Rp 180 juta

Tahun ke-3: Depresiasi = (Rp 500 juta - Rp 180 juta) x 20% Depresiasi = Rp 64 juta Akumulasi depresiasi = Rp 244 juta

Dan seterusnya.

5.3. Metode Aktivitas (Unit Penggunaan atau Produksi)

Metode ini mengasumsikan bahwa depresiasi aset tetap bergantung pada tingkat aktivitas penggunaan atau produksi aset tersebut.

Rumusnya:

Depresiasi per unit aktivitas = (Biaya Perolehan - Nilai Residu) / Jumlah Unit Aktivitas Selama Umur Manfaat

Depresiasi per periode = Depresiasi per unit aktivitas x Jumlah Unit Aktivitas pada Periode Tersebut

Contoh: Sebuah mesin produksi yang dibeli dengan harga Rp 500 juta pada tahun 2017 memiliki umur manfaat 10 tahun dan nilai residu Rp 50 juta. Mesin tersebut diestimasikan dapat menghasilkan 100.000 unit produk selama umur manfaatnya. Depresiasinya per unit aktivitas adalah:

Depresiasi per unit aktivitas = (Rp 500 juta - Rp 50 juta) / 100.000 unit Depresiasi per unit aktivitas = Rp 4.500

Jika pada tahun pertama mesin tersebut menghasilkan 15.000 unit produk, maka depresiasinya pada tahun pertama adalah:

Depresiasi tahun pertama = Rp 4.500 x 15.000 unit Depresiasi tahun pertama = Rp 67,5 juta

Jika pada tahun kedua mesin tersebut menghasilkan 12.000 unit produk, maka depresiasinya pada tahun kedua adalah:

Depresiasi tahun kedua = Rp 4.500 x 12.000 unit Depresiasi tahun kedua = Rp 54 juta

Dan seterusnya.

5.4. Metode Depresiasi Khusus

Metode ini digunakan untuk aset tetap tertentu yang memiliki karakteristik khusus, seperti bangunan, tanah, atau hak paten. Beberapa contoh metode depresiasi khusus:

  • Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Metode ini mirip dengan metode beban menurun, tetapi menggunakan tarif depresiasi yang lebih rendah dan tidak memperhitungkan nilai residu.

Rumusnya:

Depresiasi per tahun = Biaya Perolehan x Tarif Depresiasi

Tarif depresiasi adalah persentase tertentu dari tarif depresiasi metode garis lurus.

Contoh: Sebuah bangunan yang dibeli dengan harga Rp 2 miliar pada tahun 2016 memiliki umur manfaat 20 tahun. Tarif depresiasinya adalah 150% dari tarif depresiasi metode garis lurus.

Tarif depresiasi = 1,5 x (1 / 20 tahun) Tarif depresiasi = 7,5%

Depresiasinya per tahun adalah:

Tahun ke-1: Depresiasi = Rp 2 miliar x 7,5% Depresiasi = Rp 150 juta

Tahun ke-2: Depresiasi = Rp 2 miliar x 7,5% Depresiasi = Rp 150 juta

Tahun ke-3: Depresiasi = Rp 2 miliar x 7,5% Depresiasi = Rp 150 juta

Dan seterusnya.

  • Metode Penyusutan Tanah (Land Depletion Method)

Metode ini digunakan untuk aset tetap berupa tanah yang digunakan untuk kegiatan pertambangan, pertanian, atau perkebunan.

Rumusnya:

Penyusutan per unit aktivitas = (Biaya Perolehan - Nilai Residu) / Jumlah Unit Sumber Daya Alam yang Dapat Ditambang atau Dipanen

Penyusutan per periode = Penyusutan per unit aktivitas x Jumlah Unit Sumber Daya Alam yang Ditambang atau Dipanen pada Periode Tersebut

Contoh: Sebuah lahan pertanian yang dibeli dengan harga Rp 1 miliar pada tahun 2018 memiliki nilai residu Rp 100 juta. Lahan tersebut diestimasikan dapat menghasilkan 500.000 kg padi selama umur manfaatnya. Penyusutannya per unit aktivitas adalah:

Penyusutan per unit aktivitas = (Rp 1 miliar - Rp 100 juta) / 500.000 kg Penyusutan per unit aktivitas = Rp 1.800

Jika pada tahun pertama lahan tersebut menghasilkan 100.000 kg padi, maka penyusutannya pada tahun pertama adalah:

Penyusutan tahun pertama = Rp 1.800 x 100.000 kg Penyusutan tahun pertama = Rp 180 juta

Jika pada tahun kedua lahan tersebut menghasilkan 80.000 kg padi, maka penyusutannya pada tahun kedua adalah:

Penyusutan tahun kedua = Rp 1.800 x 80.000 kg Penyusutan tahun kedua = Rp 144 juta

Dan seterusnya.

  • Metode Amortisasi Hak Paten (Patent Amortization Method)

Metode ini digunakan untuk aset tetap berupa hak paten yang memberikan hak eksklusif kepada pemiliknya untuk menggunakan atau menjual suatu penemuan atau ciptaan.

Rumusnya:

Amortisasi per tahun = (Biaya Perolehan - Nilai Residu) / Umur Manfaat Hak Paten

Umur manfaat hak paten adalah periode waktu dimana hak paten masih berlaku dan memberikan manfaat ekonomis bagi pemiliknya.

Contoh: Sebuah hak paten yang dibeli dengan harga Rp 300 juta pada tahun 2019 memiliki nilai residu Rp 0 dan umur manfaat 10 tahun. Amortisasinya per tahun adalah:

Amortisasi per tahun = (Rp 300 juta - Rp 0) / 10 tahun Amortisasi per tahun = Rp 30 juta

 

Baca Juga: NIB Adalah: Definisi, Manfaat, Syarat dan Cara Membuatnya

 

6. Manfaat Menghitung Depresiasi

Dengan menghitung depresiasi kita dapat memperoleh sejumlah manfaat. Manfaat menghitung depresiasi adalah sebagai berikut.

depresiasi adalah

Image Source: Pexels/Mike Van Schoonderwalt

6.1. Informasi Perolehan Keuntungan dari Setiap Aset

Dengan menghitung depresiasi, kita dapat mengetahui seberapa besar kontribusi aset tetap terhadap pendapatan dan laba perusahaan. Dengan demikian, kita dapat mengevaluasi kinerja dan efisiensi aset tetap.

6.2. Mengetahui Harga Awal Aset

Dengan menghitung depresiasi, kita dapat mengetahui harga awal aset tetap yang telah dibeli. Dengan demikian, kita dapat menentukan harga jual yang sesuai jika ingin menjual aset tetap tersebut.

6.3. Meminimalisir Kerugian dari Aset

Dengan menghitung depresiasi, kita dapat mengetahui nilai buku aset tetap pada akhir periode akuntansi. Nilai buku adalah nilai aset tetap setelah dikurangi akumulasi depresiasi. Dengan demikian, kita dapat meminimalisir kerugian jika terjadi kerusakan atau kehilangan aset tetap.

6.4. Mengetahui Biaya Depresiasi Tiap Periode

Dengan menghitung depresiasi, kita dapat mengetahui biaya depresiasi aset tetap tiap periode akuntansi. Biaya depresiasi adalah bagian dari biaya operasional perusahaan yang harus dicatat dalam laporan laba rugi. Dengan demikian, kita dapat menghitung laba bersih perusahaan dengan lebih akurat.

Sobat BFI, demikian penjelasan mengenai Depresiasi Adalah: Definisi, Faktor, Cara Menghitung dan Manfaatnya. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan untuk Anda.

Penuhi kebutuhan modal usaha dan biaya lainnya melalui program pinjaman multiguna di BFI Finance!

Prosesnya aman, cepat, dan sudah terverifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Informasi lainnya terkait pinjaman dapat Anda peroleh melalui tautan berikut ini. 

 

BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motor, bpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko

 

Kategori : Bisnis